Pendidikan Makin Gila

Assalamualaikum, 

        Seorang siswa SMK Pertiwi Jakarta didapati terganung diri di rumahnya dengan masih memakai seragam sekolah, diduga korban eh maaf tersangka (eh haruse apa keh) nekad mengakhiri hidupnya karena mendapat nilai jelek di sekolah. Ibu korban Jaroh mengaku anaknya tidak mempunyai masalah dan mempunyai kebiasaan yang baik. Kisah punya cerita katanya dia dibilangin oleh gurunya karena mendapat nilai jelek terus, waduh melasi.

          Dasar goblog sekali temenan itu yang bunuh diri, goblog bin bodoh, kenapa bin bodoh?berarti orang tuanya ga bisa didik anak. Kalau orang islam semua tau bahwa bahwa bunuh diri sama seperti bunuh orang hukumannya apa?hukumannya dengan kisos nyawa harus bayar nyawa, gimana bayar nyawa sedangkan yang membunuh saja mati makannya orang bunuh diri jelas pasti masuk neraka. Namun mungkin ini tidak akan terjadi jika guru si anak tadi bisa lebih perhatian bukan malah ngomong yang tidak-tidak. Dulu aku akui saat naik kelas 2 SMA aku pernah dapet guru killer, sampai-sampai yang dibenakku nilai kimia 100 di kelas 1 SMA adalah kenangan terindah karena dikelas 2-3 boro dapet 100 ga ikut remidi aja rasanya kaya makan mendoan setelah berabad-abad tidak makan. Pernah saat itu aku sengaja ga garap PR dengan maksud agar guru itu sadar eh malah aku kena marah habis-habisan, dan akibat itu semua nilai pelajaran lain ikut jeblog bahasa Jawa saja yang katanya basane dewek ya remidi. Bahkan aku sempat terpikir jika ada yang bunuh diri gara dia pasti bakal sadar namun aku terpikir orang kaya dia ga bakal sadar dia hanya kesepian mungkin jika diberi pasangan hidup akan sadar. Alhasil di kelas 3 semester 2 aku bertekad UN harus 100 akupun belajar keras namun takdir berkata lain nilai Fisikaku dapat 5.0 dan Kimia hanya sampai batas 9.0 ya sudahlah. Namun diakhirnya guruku itu minta maaf kepadaku walaupun aku tidak memikirkannya karena aku tahu kehidupan diluar lebih keras daripada sekedar nilai.

         Sudah saatnya memang pendidikan di Indonesia itu dievaluasi, coba saja lihat guru sekarang banyak dari mereka lebih mementingkan karir ketimbang kewajibannya. Adanya sertifikasi tunjangan dan lainnya bagus sebenarnya namun jadi salah kaprah mengapa? Sebenarnya adanya program-program seperti itukan dimaksudkan agar guru-guru dapat lebih berkualitas tapi ini bukan di negara maju ya rakyat masih perlu pendidikan guru pun juga sama masih perlu pendidikan. Masih teringatkah kabar setelah munculnya sertifikasi bahwasannya pengadilan makin keras kerjanya karena makin bertambah kasus perceraian, apa hubungannya gitoloh. Ya itulah rakyat masih butuh pendidikan karena memang akal tidak akan jalan kalo perut lapar dan itu sudah jadi rumus mutlak, mungkin rumus ini bakal banyak yang membantah dikarenakan banyak anak pintar keluarga miskin, ya pikirkan saja lagi mana ada orang busung lapar menciptakan seseuatu yang ada juga mantan busung lapar menciptakan sesuatu. 

          Dulu saya pernah menulis artikel “Pendidikan Gila” birisi seorang yang melapor tindakan menyontek malah dikucilkan, namun sekarang gara-gara nilae jelek bunuh diri ini lebih gila nyawa untuk mainan. Aku lebih suka mengucilkan guru itu dari pada menyakiti diri sendiri, dulu aku pernah seperti itu saat disekolah aku sedang berjalan dengan temanku guru itu lewat temanku memberi salam aku tidak kupasang muka masam bahkan terkadang kualihkan pandanganku. Wong ilmu untuk sendiri koh nilai itu ga penting yang penting hasil masa depannya dan adanya kasus ini pun seharusnya menjadi pelajaran bagi guru-guru killer untuk berbenah jangan sampai kasus ini muncul lagi.

           Seharusnya guru tidak membebani siswa yang mendapat nilai jelek tetapi siswa yang mencontek yang dihajar. Suatu ketika sedang ulangan semester, aku mandan sedikit marah temanku dengan modal HP bisa mendapat nilai yang bagus kemudian saat istirahat aku berdoa, “ya Alloh semoga HPnya jatuh saat ujian”, alhasil HPnya jatuh dan ketahuan guru namun anu dasar bakat nyonto ya hal seperti itu masih dilakoni saja(selingan). Untuk anda ketahui saja orang yang sukses tidak selamanya adalah orang yang saat sekolahnya dapat nilai bagus, saya dapat cerita dari sahabat saya dia punya teman saat SD orangnya bodo sampai2 SD ga lulus terus dia ternak ayam denger2 katanya pengahsilannya 2 milyar sekarang. Anda tahu korupsi mencuri dsb jangan pernah mengira dia selalu dapat jelek nilainya di kelas, orang2 pejabat justru mereka orang yang pandai namun ya itulah kalo orang sudah punya tanpa iman maka inginnya lebih bisa saja saat di kelas dia ingin lebih pintar maka menyontek namun tanpa disadari bahwa nyontek adalah cikal bakal dari korupsi.

        Asal anda tahu saja kebanyakan dari guru sekarang itu dulunya kuliah masuk keguruan bukan karena minatnya namun karena terbuang atau suadah pasrah,”wis jadi guru bae sing aman”, akhirnya apa ya gitu ngajarnyapun buangan juga. Namun sekarang karena adanya tunjangan segala macam untuk guru, minat guru semakin banyak itulah manusia mencari yang lebih mengutungkan. Memang mungkin sekolah formal itu tidak cocok untuk semua orang Indonesia, mungkin seharusnya seperti dulu pemudanya berkelana mencari guru kemudian belajar kesaktian dan segala macam. 

           Korupsi sebenarnya tidak hanya berasal dari diri masing2 melainkan juga ada ajaran dari sekolah juga, coba saja jika murid dari kelas bawah tidak pernah didengarkan kata menyontek, plirak plirik, kerjasama dalam ulangan dsb maka mungkin yang namanya nyontek tidak ada tapi nyatanya saat ulangan,”kalian ngerjain sendiri2 jangan contek dan jangan kerjasama”. Jujur saja dulu saat SD kelas bawah(kelas 6 ke bawah) saya ga tau yang namanya nyontek itu apa namun saat saya diajarkan apa itu nyontek saya belajar menyontek, jujur saja saya juga pernah menyontek memang menyontek itu tidak baik namun bisa menjadikan nilai baik.

         Kalau ngomong korupsi mungkin jadinya malah gosip, kalau saya angkat pendapat menurut saya semua pejabat sampai PNS kecek-kecek itu korupsi, karena apa? Negara mendapat penghasilan dari pajak dan perputaran uang serta BUMN juga yang lainnya yang seharusnya untuk kesejahteraan rakyat, dan anda tahu gajih pejabat itu dari uang rakyat yang seharusnya untuk kesejahteraan rakyat maka semuanya yang bersangkutan dengan pemerintah itu korupsi sebetulnya. Denger punya isu, Joko Wi Wali Kota Solo gajih dari pemerintah tidak untuk pribadi, uang untuk kesehariannya dia dapat dari bisnis, seharusnya semua pejabat seperti ini jadi tidak makan uang rakyat. 

         Kembali lagi inilah peran guru sangat penting sekali, saya pernah debat dengan Ibu saya, Ibu saya juga guru,”guru sekarang jadikan korupsi tok mending seperti dulu buktinnya orang yang lahir jadi semua”,”ga bisa begitu, guru yang sekarangkan untuk penerus yang akan datang korupsi sekarangkan adalah ulah guru yang dulu”. Coba bayangkan guru yang dulu saja bisa mencetak para korupsi apalagi guru yang sekarang yang notebene guru seperti killer itu yang menyanjung siswa yang nilainya bagus dan memarahi yang nilainya jelek walaupun sebenarnya aku tahu nilainya yang bagus itu hasil nyonto. Sudah saatnya para guru berbenah diri karena masa depan bukahanya peran penerus bangsa namun juga peran yang mendidik penerus bangsa.



Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

ke atas