Assalamualaikum,
Seiring dengan berkembangnya zaman kemajuan teknologi tak
lagi bisa dibendung, berbagai alat kemudahan terus diciptakan. Namun jika kita
telusuri maka kemajuan teknologi yang pesat tidak akan pernah lepas dari yang
namanya perang. Perang adalah salah satu katalisator(pemercepat) dari suatu
peradaban, dan perkembangan teknologi. Kebutuhan yang mendesak memaksa manusia
untuk menciptakan inovasi-inovasi terbaru untuk memenuhi kebutuhan yang singkat
dengan kemudahan yang cepat. Akhir perang dunia ke dua sangat berpengaruh
terhadap perkembangan teknologi masa kini.

2x ngisi kajian di masjid di solo hehe…), bahwasannya seorang yang dapat menguasai digital maka orang tersebut dapat menguasai hampi setengah dunia. Inilah yang sangat membahayakan ketika suatu kelompok atau Negara atau bahkan individu mempunyai akses masuk ke sana padahal hampir seluruh data penting dari suatu Negara sampai pribadi sekarang ini ada di dunia maya(KTP saja sekarang eKTP yang datanya jelas tersambung ke internet).
Masuk ke alur cerita, perang bertahun-tahun antara pasukan
zionis dengan sipil Palestina yang mempertahankan tanahnya untuk tidak dikuasai
ini menimbulkan reaksi dunia yang sangat besar. Trilyunan bahkan lebih orang
mengecam tindakan para pengecut zionis ini yang mencaplok tanah Palestina,
salah satu gerakan yang mengecam ini adalah para peretas atau lebih pamor
disebut hacker yaitu para pemain dunia maya. Para hacker yang tergabung ini
mengatas namakan dirinya sebagai anonymous yang dalam aktivitasnya adalah para
aktivis maya yang giat berkampanye melawan ketidak adilan sosial(Republika (22)
18/7/14). Gerakan yang awalnya diremehkan oleh zioniser itu kini menjadi
bulan-bulan bahkan harian yang merugikan hingga dollaran yang tak terhitung
jumlahnya.
Berawal dari tahun 2012 mereka melakukan perang cyber secara
terang-terangan dengan memasuki system digital milik Israel. Pada saat sebelum gerakkanya
mereka telah memperingatkan bahwasanya akan ada perang cyber. Ini menjadi babak
awal perlawanan yang dilangsungkan dalam dunia maya. Di sebuah pemberitaan
suatu ketika Carmela Avner chief information officer Israel mengatakan,” perang
selalu terbagi dalam tiga front, yang pertama adalah perang fisik, kedua adalah
perang jejaring social dan yang ketiga adalah serangan cyber(Republika (23)
18/17/14). Anonymous ini terbagi menjadi dua gerakan yaitu para penyerang yang tiada
hentinnya menyerang situs dan jaringan milik zioniser dan para relawan yang
mengajarkan para pejuang di Palestina cara mengakses melalui dunia maya untuk
kebutuhan komunikasi ke dunia luar.
Melalui operasi bertajuk #OpIsrael, kelompok hacktivis ini
meluncurkan serangan hingga saat ini, bahkan jumlah mereka semakin banyak
dengan berbagai kelompok hacker dari mulai amatir sampai provisional. Kini zioniser
mulai kualahan akibat kerugian yang sangat banyak akibat penyerangan cyber ini.
Cara penyerangan masing-masing kelompok berbeda-beda ada yang menggunakan DDOS
yaitu memberatkan banwitnya sehingga situs menjadi berat akibatnya berhenti,
salah satu contohnya adalah menjadikan situs mati yang sering kita lihat 404
not found. Ada juga yang menjebol jaringan email dan mensharekannya password id
dari para pejabat serta antek-antek zioniser ke masyarakat luas. Sejak bulan April
lalu para peretas yang menyerang situs-situs yahudi ini semakin banyak dari
yang awalnya 100 penyerang per hari kini mencapai 6000 per detik. Para anonymous
ini menginginkan Negara pengecut zionis ini hilang dari dunia maya, sampai
tujuannya tercapai itu para hacker ini tidak akan berhenti.

Perang cyber yang mulai ini adalah perang yang menjadi
perang yang mengerikan pada masa ini dan yang akan datang. Adu senjata dan
kekuatan dari mulai senjata fisik sampai sejata biologis mulai menurun trendnya
walaupun juga sangat ampuh, namun perang cyber lebih mengerikan dengan hanya
bermodalkan laptop atau computer wanet saja siapa pun bisa mengendalikan nuklir
dengan mencuri system akses keamanan di suatu Negara. Kini Negara zionis itu
mulai mencari cara membuat proteksi agar terhindar dari para penyerang cyber
tersebut. Mereka khawatir jika penyerangan ini sampai memasuki system listrik
dan pengairan. Ini dikhawatirkan karena jika akses listrik berhasil dikuasai
maka system dalam negera tersebut akan terganggu ini juga diakibatkan Negara zionis
ini tidak punya teman tetangga untuk dimintai tolong terutama di bidang
kelistrikannya, bukan hanya itu system canggih yang mereka miliki yaitu dengan
mangandalkan seluruhnya otomatis seperti lampu lalu lintas sehingga jika sampat
terjadi maka akan menggannggu jalannya aktivitas lalu lintas dan juga yang
lainnya.
Wallahu’alam
sumber :
Harian Republika 18 Juli 14
Skipabelan.fkip.uns.ac.id
facebook.com
by Choerin Amri
Harian Republika 18 Juli 14
Skipabelan.fkip.uns.ac.id
facebook.com
baca :
Palestina vs Zionis Tak Akan Berhenti