NIKAHILAH WANITA KARENA 6 HAL

Assalamu’alaikum wr wb. Dengan rahmat ALLOH ada juga ide untuk menulis lagi. Dan kali ini saya akan coba mengangkat hal yang sebenarnya merupakan permasalahan klasik, permasalahan yang sudah biasa terjadi sehingga dianggap hal yang biasa dan wajar. Masalah generasi muda yang biasa kita sebut “pacaran” atau dalam dialek solo biasa disebut “yang-yangan” atau dalam bahasa ilmiahnya adalah menjalin cinta diluar nikah.
kebaikan adalah akhlak yang baik sedangkan dosa segala hal yang mengusik jiwamu dan kamu tidak suka jika orang lain melihatnya. HR Muslim.
Sebenarnya tanpa diberitahu pun, hati kita sama-sama tahu mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan dosa. Namun terkadang kita sebagai manusia ingin mencicipi bahkan sampai benar-benar melakukannya. Orang yang dianggap suci dengan banyaknya amanah dakwah pun, saya amati mereka tidak lepas dari masalah dosa, saya sering merasa kecewa dengan mereka yang senang menggampangkan amanah yang bukan menjadi loyalitas mereka. sehingga saya pun belajar dalam hal ini mending tidak usah menerima amanah yang kalau memang hanya akan membuat kita tidak focus.
Kembali pada permasalahan awal. Berawal dari diskusi kecil. Saya memulai pembicaraan dengan membuka isu ada yang baru saja jadian. Seorang akhwat belum ada setahun ngampus. Dia dikabarkan bersanding dengan teman saya sendiri. Ya, sepintas memang terlihat sekali mereka salah mutlak dalam masalah ini. Dan sudah seharusnya diberangus agar tidak menjadi contoh buruk bagi yang lain.
Ya, secara sepintas saya juga sepakat. Namun apakah mungkin akan selamanya begini. Saya juga pernah mendapati kakak kelas saya yang keren. Dia patut jadi contoh di organisasi, akademis, kemandirian dan semangatnya. Dan dia nikah dengan akhwat yang hebat pula. Bagi saya itu sesuatu yang bagus, karena berarti akan ada satu lagi keluarga madani dibentuk. Namun kenapa kok tidak banyak dari sahabatnya tahu tentang nikahnya. Salahkah? Kenapa dia menghilang dan kemudian menjadi biasa. Mana kehebatannya, mana kehebatan mereka?

 dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali Imran : 14)

sedikit mengambil dari lirik lagu dewa 19, kenapa hawa diciptakan di dunia? Untuk menemani sang adam. Ya, memang begitu telah menjadi fitroh bagi manusia suka pada hal-hal tadi. Atau biasa orang menyebutnya harta, tahta, wanita. Apakah hewan memikirkan hal ini? Tentu tidak, ini adalah fitroh manusia. Memang beberapa hewan juga punya insting yang sama pada 3 hal itu, namun di sinilah fungsi agama dimana fitroh manusia yang 3 tadi itu bisa diarahkan agar menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Mungkin ada yang mulai bingung ini sebenarnya bahas apa? Ayat yang tadi saya tuliskan hanya untuk menjelaskan tentang fitroh manusia tadi. Namun penyikapannya akan mulai kita bahas lagi di bawah ini. Pernahkah teman-teman tahu bahwa sikap kita itu dipengaruhi oleh cara berfikir kita. Dan dunia ini hanyalah timbale balik dari apa yang kita lakukan. Ada yang menyebutnya konsep “apa yang kamu tebar, itu yang kamu tuai”, para pemikir modern menyebutnya “law of attraction” atau Newtonian menyebutnya dengan hukum aksi reaksi.
Ada kisah lain lagi dari kakak kelasku, beda dengan yang tadi. Yang ini juga pasangan yang nikah muda. Saking masih mudanya, kalau kalian buka flashdisknya, isinya power ranger dan sailormoon. Bisa digambarkan, sampai-sampai teman kelasnya bilang,”cah2 cilik do nikah”. Saya langsung tanggapi,”sing penting bahagia, dan berkarya” nah, sekarang mereka berdua adalah aktivis di biro asistensi agama islam.
Coba bandingkan 2 kisah kakak kelas saya. Ada yang mulai mudeng ga dengan cerita saya mau dibawa kemana? Saya ingin coba membuka pemikiran baru, coba kita lebih kritis pada system yang kita bangun. Saya berikan beberapa cerita lagi.
Kalian pernah lihat film sang pencerah. Siti walidah dan Muhammad darwis itu sebelum menikah juga sudah ada rasa. Dan karena orang tua mereka fahami itu, terus dinikahkan, dan jadilah ahmad dahlan seorang pemikir islam modern di Indonesia. Apa ada yang salah dengan Muhammad darwis? Bukankah jika pasangan ini tidak bergerak dan saling menguatkan, apa jadinya islam sekarang? Tetap dianggap agama miskin, baud an tertinggal.
Kisah lain lagi. Dulu ada yang pernah update status tentang kisah cinta ali dan Fatimah. Saya ketika itu jadi teringat bahwa ali pernah terenyuh ketika melihat Fatimah mengobati nabi yang terluka setelah perang. Dan ali yang dikenal keren pun, kisahnya terdengar hingga di hati Fatimah. Itulah kenapa ketika mereka telah menikah, mereka baru jujur pernah ada rasa jauh sebelum menikah. Adakah yang salah?
Kisah nyata lainnya adalah tetangga saya sendiri. Tetangga sebelah, bahkan kamar tidur saya menempel dengan kamar tidur mereka, saya tahu persis karena sering main ke rumahnya. Nah, saya kenal mereka seorang pejuang sejati, mereka pernah cerita gimana dulu ketemunya. Ternyata yo dari sahabat biasa terus nikah saat di tengah sibuk kuliah dan kerja. Dan saya sebagai warga di sini merasakan sendiri bagaimana perubahan arcawinangun dari daerah yang terbelakang, pusat sabung ayam, tempat preman dan pembunuh, incaran domba-domba sesat, kini bertaburan musholla kecil, pengajian rutin dimana-mana dan bazaar murah tiap akhir romadhon. Pasangan yang keren.
Kembali ke kisah pertama, adakah yang salah? Ya, ada. Cara berpikir kita, itulah yang akan pengaruhi sikap kita. Saya punya kisah sendiri. Jujur saja, saya pernah bilang ke mas topic,”mas, aku takut terjadi sesuatu, gimana kalo aku nikah ae?” tapi bukane didukung, justru ditakuti, nikah tuh bayar e mahal, nanti hidupmu gimana. Ya, itulah. Itulah yang terjadi sekarang.
Hari ini, kita terjebak dengan ketakutan yang sebenarnya sangat fana. Secara alami, manusia baik laki-laki maupun perempuan pada usia 16 tahun sudah mulai baligh. Dan di saat itu kita mulai mengenal mawaddah. Saya katakan gamblang saja bahwa mawaddah itu dalam kosakata bahasa arab berarti cinta yang dilandasi hawa nafsu. Itu adalah perasaan saling membutuhkan.
Saya pernah baca sebuah artikel, sebenarnya untuk mencegah zina (terutama pacaran) lumayan gampang Cuma 3 hal : menikah, menikahkan orang yang ingin nikah dan membantu menikah. Semuanya ada kata nikah. Ya, memang itu solusinya. Bukan ditakut-takuti atau diberi angan-angan. Yang ada sekarang, anak muda ditakuti-takuti nikah ki ngene-ngene.
Contoh paling gampang adalah adanya aturan dilarang nikah bagi yang masih sekolah, adalagi propaganda tentang penyakit akibat nikah muda dan lainnya. Menurut saya kita sudah membuat kesulitan dalam beragama. Ya, mungkin karena penulis sendiri belum praktek jadi pembaca ragu. Namun seperti yang saya ceritakan, penulis sendiri korban ditakuti tadi. Islam adalah agama paling manusiawi dan sesuai dengan fitrah manusia. Bagi saya sah-sah saja menyukai lawan jenis, tinggal cara mengexpresikannya itu.
Saya akui, saya masih lemah. Kalau saya ada kekuatan untuk merealisasikan pemikiran ini pastinya bukan Cuma tulisan, namun aksi nyata akan saya buat agar mengurangi kecenderungan pacaran. Hari ini saya Cuma bisa mengajak kepada para pembaca, sampaikanlah pada diri anda, para pemimpin, para pemilik modal dan orang lain yang berpengaruh. Ini adalah masalah moral bangsa dan klien kita di sini adalah fitrah manusia. Klien kita ini bisa jadi kawan atau mungkin musuh. Tinggal bagaimana cara berpikir kita. Saya yakin banyak solusi untuk tiap permasalahan. Dan solusi yang saya tawarkan bukan kita menyerah pada nafsu, namun mencoba lebih manusiawi.
Bagi saya, pemikiran saya ini karena saya juga membaca buku sejarah. Bagaimana ikhwan akhwat zaman dulu berinteraksi dan apa dampaknya. Dan saya hanya coba menerapkannya pada permasalahan hari ini yang masih belum bisa terpecahkan, pacaran. ALLOH yang lebih tahu benar dan salah, saya hanya mencoba berusaha. Selanjutnya terserah pada ALLOH. Jika Dia menghendaki seorang hamba kebaikan, maka dia akan mudahkan untuk itu. Begitu pula kebaikannya.
Nah, setelah 3 lembar selesai terbaca. Entah kalian sepaham atau tidak dengan saya. Mari sekarang kita bahas yang menjadi judul tulisan ini. Dalam hadits yang sudah kita kenal, Nabi menyarankan untuk menikahi perempuan karena 4 hal. Namun 2 lagi ini tambahan saya. Mari kita bahas.
1.      Kecantikan
Ini adalah harga mati bagi banyak manusia. Yo, ga salah. Wajar. Ibaratnya orang mau beli suatu barang pasti akan pilih fisik yang terbaik. Bagi saya ga jadi masalah, karena justru kalau tidak ada ketertarikan kemudian dinikahi, akan menjadi kecewa istri. Karena ada kasus istri yang tidak pernah disentuh selama 2 tahun dinikahi. Yo, itu sangat menyakiti perempuannya. Yo, emang sih, si pria itu adalah duda yang istri cantiknya itu meninggal.
Sebenarnya penting juga memilih perempuan dari fisiknya, namun kalau ini dijadikan nilai mutlak maka akan kecewa di esok harinya. Jadi bila melihat sisi fisiknya, nilai juga sisi lain. Mari kita ke poin 2.
2.      Keturunan
Seperti yang sudah saya tulis dalam note sebelumnya tentang seorang pemimpin (be a leader). Saya tuliskan di sana bahwa kewibawaan juga dipengaruhi kuat oleh garis keturunan. Sebenarnya masalah keturunan bukan karena kita ingin mengambil pengaruh, walau terkadang itu perlu. Namun bila seorang anak lahir dari keluarga yang jelas, maka kita akan dapat menilai banyak hal. Missal akhlaknya, agamanya, cara hidupnya, wawasannya, pola pikirnya, lingkungan hidupnya dan lain sebagainya bisa langsung terbaca jika disebut keturunannya, jadi dari itu kita akan lebih siap untuk bersikap dan bergaul dalam membangun rumah tangga nanti.
3.      Kekayaan
Poin ini perlu hati-hati, karena sering multi tafsir. Dari ust fachrudin pernah dia menyampaikan bahwa kekayaan di sini adalah kekayaan si perempuan, bukan kekayaan orang tuanya. Karena kalau kekayaan orang tua, dalam hak pewarisan anda tahu sendiri bagaimana bagian perempuan menurut islam. Namun akan jelas jika memang perempuan ini kaya. Ini perlu karena bagaimana pun, nikah itu bukan seperti pacaran (just for fun). Di sini akan tercipta lembaga dan system yang akan membutuhkan modal penggerak menuju visi bersama. Tentunya untuk membentuk masyarakat madani.
4.      Agama
Ini adalah poin penting yang digaris bawahi oleh nabi dalam sabdanya. Karena agama, seperti kata ahmad dahlan (sang pencerah), adalah kedamaian.

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku
(QS. Al-Fajr :27-30)
Dengan agama yang lurus orang akan selamat dunia akhirat. dan seperti yang kita tahu, orang-orang islam yang ahli ibadah akan memancarkan inner beauty. Bekas wudhunya akan terasa pada cahaya wajahnya. Dan itu akan mengalahkan factor kecantikan secara fisik. Karena cahaya ini akan menjadikan tentram di hati. Wanita yang sholihah pun dikatakan nabi sebagai sebaik-baik perhiasan dunia, termasuk dalam harta yang berharga dan juga sebagai keberuntungan bagi tiap muslim. Betapa tidak. Perempuan sholihah akan menjadi penyejuk hati di kala putek. Dia akan ikhlas menerima keadaan suaminya,karena dia tahu kadar surganya. Dia pun tahu tugasnya untuk membentuk keluarga sakinah, bukan mengirim anak-anaknya ke bimbingan belajar yang padat. Namun kasih saying dan perhatian akan tercurah.
Agama pun akan mengangkat seseorang menjadi mulia, tidak perlu menjadi raja, dan tidak perlu mempunyai banyak harta. Ya, ada banyak hal yang tentu akan didapat bila yang kita tekankan adalah pada criteria ini. Jadi untuk mutlak.

5.      Kecerdasan
Ini factor tambahan dari saya sendiri. Karena saya termasuk orang yang punya cita-cita besar. Dan saya berharap punya istri yang bisa membantu mencapai puncak ini. Dan criteria yang harus ada, sebagai tempat mengobrol yang nyambung. Dia harus kritis dan dapat member masukan. Hehe, ini tipe saya sendiri.
6.      Minat
Ini masuk factor penting juga. Bila semua criteria yang anda siapkan sudah ada. Tinggal perempuan itu mau ga ma kamu. Hehe. Kalau ga mau yo jangan dipaksa. Mungkin bukan jodohnmu. Santé akhi, jumlah perempuan lebih banyak, kamu ga akan kehabisan, sabar ya.

Mungkin sekian tulisan ini, bila ada salah yow ajar saya hanya manusia, apalagi saya masih kecil, silahkan bila ada kritik ada pembetulan. Saya terima untuk pembelajaran. Namun tetap saya berharap tulisan ini bermanfaat dan memberi pencerahan (muride ahmad dahlan ki, hahai). Terus kalau ikhwan bisa pilih akhwat dengan criteria tadi, akhwat gimana donkz?
“bila……”
Ya, amalkan saja hadits itu. Jadi nek ada yang nglamar kamu, liat wajah ga mitayani, dompet tipis, mbuh anake sapa. Yang penting akhlaknya. Karena akhlak mencerminkan agama, pengetahuan, wawasan, tanggungjawab dan visi yang focus. Maka kalau perempuan itu juga pencari syurga. Wis klop beud.
Mungkin itu saja 6 lembar kali ini. Lebih banyak pemikiran konsep daripada bahas ilmu di sini. Saya minta maaf bila banyak salah dalam tulisan ini, silahkan bisa diperbaiki. Untuk yang mau ambil pelajaran, dibandingkan dulu dengan yang lain, Karena tulisan ini belumlah pantas. Semoga niat saya untuk mengurangi jumlah pacaran bisa tersampaikan. Terima kasih telah sedia membacanya.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

ke atas